Namanya Pak Rahmat. Meskipun usianya tergolong sepuh, namun semangatnya mengajarkan Al Qur’an kepada peserta didik di sekolah yang ia bangun tidak pernah rapuh.
Tempat belajar yang dibangun di rumahnya itu merupakan pondok sederhana. 20 tahun sudah usia bangunannya. Setelah 2 dasawarsana keberadaannya, tempat mengaji ini semakin berubah. Berubah karena direnovasi? Bukan. Justru sebaliknya,keberadaan bangunan dan fasilitasnya semakin memperihatinkan.
Jika kita berkunjung ke lokasi yang beralamatkan di Pamoyanan, Sukabumi ini, kita akan menemukan bangunan yang terbuat dari anyaman bambu tersebut mulai di makan rayap. Selain itu, lembaran-lembaran Al Qur’an yang sering dipergunakan anak-anak dalam belajar juga sudah tercecer dari jilidannya.
Tentu, Pak Rahmat tentu tidak mengeluh sedikitpun dengan keadaan ini. Namun, Pak Rahmat akan senang sekali jika tempat belajar mengajar Al Qur’an ini menjadi lebih baik. Juga sangat senang jika dilengkapi dengan Al Qur’an serta fasilitas lain yang baik pula.
Untuk itu, sebagai upaya terus menjaga semangat Pak Rahmat bersama para santrinya. Rumah Sosial Kutub mengajak kita bersama untuk berkontribusi sekaligus membangun kepedulian dengan menopang semangat Pak Rahmat melalui tempat belajar yang berada di pelosok ini.
Untuk berkontribusi, kita bisa langsung berdonasi melalui link berikut: Bangun Pesantren Pedalaman.
Semoga niat baik kita bisa memberikan semangat baru bagi Pak Rahmat. Semangat barunya untuk terus mengajar siswanya mengaji serta menghantarkan mereka pada cita-cita yang tertinggi. Aamin. (sumber: kumparan)