Jika emas dinilai dari karatnya, maka manusia dinilai dari seberapa manfaatnya kepada sesama. Maka untuk itu kita perlu menjadi manusia yang bermanfaat.
Hidup ini bukan tentang siapa yang kaya, tapi tentang siapa yang paling bermanfat kepada sesama. Oleh sebab itu, hidup ini tidak boleh sederhana. Hidup ini harus hebat, kuat dan bermanfaat. Yang sederhananya hanyalah sikap. Kita harus menjadi sebaik-baiknya manusia di muka bumi dengan memberikan banyak kebermanfaatan. Sebagaimana dalam hadits yang sudah sangat masyhur ditelinga kita.
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).
Memberikan kebermanfaatan itu tak hanya melalui harta saja, akan tetapi bisa pula dengan menebarkan ilmu agama maupun pengetahuan, membantu dengan tenaga dan pikiran, dan lain sebagainya.
Mengapa Harus Menjadi Pribadi Yang Bermanfaat?
Karena tidak ada akan merugi orang-orang yang mau melakukan kebaikan dan kebermanfaatan. Ketika kita berbuat baik kepada orang lain, itu berarti kita sedang berbuat baik kepada diri sendiri. Ketika kita menolong orang lain, berarti kita sedang menolong diri kita sendiri. Sebagaimana dalam firman-Nya:
Q.s Al Isra’ ayat 7
اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا
Artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri. Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk ke dalam masjid (Masjidil Aqsa), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai.”
Kita perlu belajar banyak dari pohon pisang, mengapa? Karena semua bagian yang ada pada dirinya terdapat manfaat yang dapat diambil. Mulai dari daun, buah, maupun batangnya. Itulah mengapa pohon pisang itu unik, ia memberikan pelajaran kepada kita semua bahwa mau dalam keadaan apapun, dan bagaimanapun kita harus memberikan manfaat kepada sesama. Minimal, sesuai dengan kemampuan masing-masing yang ada pada diri kita.
Kesimpulannya, pintu kebaikan itu banyak dan beranekaragam. Tinggal bagaimana tekadnya, apakah ia mau melakukan kebaikan dan memberikan manfaat kepada yang lainnya atau tidak. Namun perlu kita ingat, Ikhlas Beramal adalah salah satu kunci diterimanya amalan kita.
Semoga kita semua dimudakan melakukan kebaikan dan kebermanfaatan. Aamin.