Ada banyak cara bagi Allah untuk menguji kesabaran kita, sebagai hamba-Nya. Mengapa kita diuji? Tujuannya adalah agar melalui ujian tersebut kita lebih dekat dan senantiasa mengingat-Nya, jika kita lolos atas ujian-ujian yang menimpa Insyaa Allah menjadi jalan terhapusnya dosa-dosa kita.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمِّ، وَلاَ حُزْنٍ، وَلاَ أَذًى، وَلاَ غَمِّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا؛ إِلاَّ كَفَّرَ الله بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
Apa saja yang menimpa seseorang Muslim seperti rasa letih, sedih, sakit, gelisah, sampai duri yang menusuknya, melainkan Allâh akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya dengan sebab itu semua”. [Muttafaqun ‘alaihi]
Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik maka dia akan diberi-Nya cobaan.” (HR. Bukhari).
Abu Said dan Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda,
“Seorang muslim yang ditimpa penderitaan, kegundahan, kesedihan, kesakitan, gangguan, dan kerisauan, bahkan hanya terkena duri sekalipun, semuanya itu merupakan kafarat (penebus) dari dosa-dosanya.” (H.R Bukhari dan Muslim)
Begitu baiknya Allah kepada kita, sahabat. Saatnya jadikanlah setiap ujian hidup yang kita alami sebagai tangga untuk meraih pertolongan Allah SWT.
Ini dia beberapa tanda-tanda Allah sayang kepada kita:
Pertama, kita diberikan kesedihan. Hamba yang disayangi oleh Allah SWT kerap diberi kesedihan. Karena dengan kesedihan tersebut lisan kita akan lebih sering menyebut nama-Nya.
Namun perlu kita ingat, bahwa Allah SWT tidak akan menguji hamba-hambanya melainkan sesuai dengan kemampuannya!
Kedua, diberikan kesakitan. Karena dengan kesakitan yang datang, kita akan senantiasa memohon kesembuhan dari-Nya. Terkadang datangnya penyakit merupakan hukuman dari dosa yang pernah kita lakukan. Apabila kita sabar, ikhtiar dan tawakal atas rasa sakit tersebut. Insyaa Allah menjadi sebab pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan.
Ketiga, diberikan kehilangan. Setiap yang datang, pasti akan pergi. Setiap yang ada, pasti akan hilang dan tiada. Begitulah hukum dunia.
Semua orang pasti pernah merasakan kejadian yang sangat memilukan sebab kehilangan sesuatu yang paling di berharga. Rasa kehilangan akan membuat seorang hamba merasa terpuruk dan kembali mengingat sang pencipta. Jika ia tabah, menerima dengan rasa syukur, dan berprasangka baik kepada Allah atas apa-apa yang telah diberikan. Insyaa Allah, hal tersebut menjadi sebab terampunnya dosa-dosa kita dan Allah akan mengganti dengan yang lebih baik. Tentu dibalik rasa kehilangan tersebut ada ada hikmah yang dapat kita ambil sebagai bentuk pelajaran.
Keempat, diberikan kesusahan. Karena dengan kesusahan, kita akan lebih Ridha atas segala sesuatu yang menimpa.
Jangan sampai kita berprasangka bahwa kesusahan yang menimpa adalah tanda Allah berpaling kepada kita. Mengapa? Karena seorang hamba yang sempurna imannya akan senantiasa bersyukur dan bersabar atas kesusahan yang menimpa. Ia Ridha atas segala ketentuan yang menjadi takdir hidupnya.
Dari Shuhaib bin Sinan radhiallahu’anhu dia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin, jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.” (HR Muslim)
Kelima, diberikan penderitaan. Karena jiwa yang menderita akan selalu dekat pada-Nya. Jika sebelum-sebelumnya jauh dari Allah, dengan diberikannya sebuah penderitaan pasti hamba tersebut akan lebih dekat kepada Allah.
Insyaa Allah, ketika seorang hamba telah sadar atas kelalaiannya selama ini, ia akan segerakembali pada Allah SWT dengan penyesalan, taubat dan kepasrahan diri.
Dalam Quran Surat Al-An’am Ayat 42, Allah ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَآ إِلَىٰٓ أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَأَخَذْنَٰهُم بِٱلْبَأْسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.”
Masih ada banyak tanda-tanda Allah sayang kepada kita, mungkin dari kelima poin diatas dapat menjadi sebuah peringatan untuk kita semua agar menjadi hamba yang lebih baik lagi.
Semoga Allah ampunkan segala dosa-dosa kita dan Allah Ridha atas amal ibadah yang selama ini kita kerjakan.
Allah tujuan, Rasulullah panutan dan Al Qur’an menjadi pedoman