Purwakarta – Menjadi bagian dari gerakan Zakat di Indonesia memiliki peran penting dalam pengentasan kemiskinan, Rumah Sosial Kutub terlibat aktif dalam kolaborasi sinergi muti sektoral baik pemerintah, masyarakat dan juga swasta. Pada kesempatan Forum Koordinasi “Sinergi Pengelolaan Zakat Badan Amil Zakat Nasional dan Lembaga Amil Zakat” yang dilaksanakan di Rest Area KM72A Tol Cipularang bersama Lembaga Amil Zakat se DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten, Rumah Sosial Kutub hadir dengan kolaborasi di bidang lingkungan dan pertanian (3/12)
Program yang telah terlaksana di Rest Area KM72A menjadi percontohan keterlibatan Zakat dalam mengentaskan kemiskinan dan pembangunan bangkitnya ekonomi di Indonesia. Berawal dari 72A, diharapkan program-program pemberdayaan lainnya dapat hadir di Rest Area lainnya.
Achmad Sudrajat, Pimpinan Bidang Koordinasi Nasional BAZNAS Republik Indonesia menyampaikan apresiasi kepada Rumah Sosial Kutub karena telah bekerjasama dengan pengelola Rest Area KM72A.
“Alhamdulillah, Rumah Sosial Kutub telah menginisiasi kolaborasi bersama Rest Area KM72A melalui Program Tersenyum penanganan limbah minyak jelantah yang kemudian dikirim ke luar negeri, semoga akan ada banyak etalase pemberdayaan yang hadir di sini dari Lembaga Amil Zakat agar Zakat terlibat aktif membangun negara. Potensi Zakat masih sangat besar dan banyak belum terserap sedangkan dibelakang kita ada banyak mustahik yang harus diberdayakan.” Ujar KH. Achmad Sudrajat.
Kegiatan disambut dengan bahagia oleh jajaran pengelola Rest Area KM72A, mengingat semua peserta yang hadir memiliki visi yang sama untuk perbaikan dan kebaikan Indonesia. Berbagai dukungan penguatan ekonomi telah dilakukan di kawasan ini baik usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pada paparan yang disampaikan oleh Prof Dr. PM Budi Haryono selaku Steering Commitee Rest Area KM72 A Tol Cipularang.
“Kami menyediakan fasilitas lengkap untuk pelaku UMKM agar bisa berkembang dan naik kelas,” jelas Prof Budi.
Pernyataan ini dikuatkan oleh Jimmy Leo Tjandra CEO PT Krida Bangun Persada selaku pengelola Rest Area KM72A.
“Sejalan dengan pembangunan jalan tol yang begitu pesat, ada satu hal penting yang harus diselesaikan yaitu memastikan keberlanjutan ekonomi tetap berjalan. Pasca dibangunnya tol terdapat banyak sektor usaha di belakang Rest Area yang kehilangan marketnya, sehingga kehadiran Rest Area harusnya tidak menghentikan bisnis yang telah berjalan namun harus bisa memfasilitasi lokal brand dapat bangkit dan memiliki daya saing. Sehingga kebangkitan ekonomi di Indonesia dapat terlaksana,” ujar Jimmy.
Roadmap etalase pemberdayaan dijelaskan dengan rinci oleh Jimmy berikut dengan potret aksi sosial yang telah berjalan baik di bidang ekonomi, pertanian dan juga peningkatan skill para penerima manfaat. Dalam waktu dekat pembangunan Green House pemberdayaan budidaya melon bersama Rumah Sosial Kutub juga akan segera dibangun di area ini. Sehingga kedepannya, Res Area bukan hanya menjadi persinggahan sementara namun juga dapat menjadi destinasi wisata, pusat industrialisai dan edukasi.
Gagasan Raza atau Rest Area Zakat ini, semoga kelak dapat menjadi kawasan pemberdayaan dan wadah kolaborasi strategis antara semua Lembaga Amil Zakat sehingga terciptalah pembangunan yang berkelanjutan.